Bisnis waralaba atau franchise menjadi pilihan menarik bagi banyak pengusaha. Khususnya bagi Anda yang mencari peluang usaha dengan risiko relatif lebih rendah dan potensi keuntungan tinggi. Meskipun begitu, dibalik konsep “Low Risk High Profit” pada waralaba, tetap ada risikonya.
Jadi, bagi Anda pelaku bisnis waralaba pemula selain keuntungan pahami juga resikonya. Berikut ini adalah beberapa resiko bisnis waralaba yang perlu Anda ketahui.
Resiko Bisnis Waralaba
Salah satu keuntungan usaha franchise atau waralaba adalah popularitas merek tersebut. Tapi, ketika Anda melakukan perjanjian kerjasama tetap memiliki risiko. Jadi, sebelum menandatangani perjanjian waralaba, simak yuk beberapa resikonya berikut ini.
1. Terganggunya Citra Merek
Salah satu risiko utama dalam bisnis waralaba adalah terganggunya citra merek. Gangguan ini dapat muncul dari keluhan pelanggan yang tidak ditangani dengan baik di salah satu outlet dan tersebar di internet. Dampaknya dapat meluas ke semua gerai dengan merek yang sama. Manajemen krisis menjadi kunci untuk mengatasi risiko ini. Pewaralaba harus memiliki strategi yang matang dalam menangani keluhan pelanggan dan mempertahankan citra mereknya.
Selain itu, gangguan terhadap citra merek juga dapat berasal dari masalah pasokan produk atau bahan baku. Jika salah satu pemasok berperilaku buruk, misalnya, dengan menunda-nunda pembayaran tagihan, tentu membawa berdampak negatif pada semua gerai. Oleh karena itu, pemantauan dan manajemen yang ketat terhadap rantai pasokan menjadi kunci untuk mengurangi risiko ini.
2. Risiko Supply Barang
Kesempatan usaha waralaba ada banyak sekali tapi Anda harus paham bahwa ada resiko supply barang. Khususnya dalam waralaba restoran di mana bumbu utama harus dibeli dari pewaralaba, risiko keterlambatan pengiriman bisa berdampak signifikan. Menentukan sanksi yang jelas terkait keterlambatan pengiriman menjadi langkah penting dalam perjanjian waralaba.
Namun, risiko ini tidak selalu bersumber dari kesalahan pewaralaba. Faktor eksternal seperti keterlambatan produksi atau pengiriman akibat pemogokan karyawan atau masalah dengan perusahaan ekspedisi dapat menjadi penyebab keterlambatan. Oleh karena itu, penting untuk mempertanyakan tingkat kepercayaan pihak terwaralaba kepada pewaralaba terkait pengelolaan risiko-risiko tersebut.
3. Pewaralaba Berganti Kepemilikan
Perubahan kepemilikan dalam bisnis waralaba dapat menjadi risiko yang cukup kompleks. Ketika perusahaan waralaba berganti kepemilikan, klausul dalam perjanjian biasanya mengharuskan pembeli disetujui oleh pewaralaba. Namun, ketika pewaralaba hendak menjual usahanya kepada pihak lain, terwaralaba tidak selalu memiliki hak untuk menyetujui atau mencegah penjualan tersebut.
Hal ini dapat dianggap tidak adil oleh beberapa pihak, tetapi pada dasarnya, perusahaan waralaba memiliki kendali atas mereknya. Anda hanya terikat pada perjanjian untuk jangka waktu tertentu terkait penggunaan merek dan sistem bisnis. Perubahan kepemilikan dapat mengakibatkan perubahan gaya manajemen bahkan perbedaan visi antara pemilik lama dan baru sehingga menjadi risiko yang perlu Anda pikirkan.
4. Perusahaan Waralaba Berhenti Beroperasi
Meskipun jarang terjadi, risiko bahwa perusahaan waralaba berhenti beroperasi tetap ada. Dalam situasi ini, perhatian harus diberikan pada hak penggunaan merek. Beberapa atau bahkan semua pengguna merek tersebut mungkin harus bergabung untuk mengambil alih hak brand secara resmi. Proses pengambilalihan ini harus dilakukan dengan cermat dan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
5. Risiko Operasional
Risiko operasional terkait dengan kerumitan dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari. Pengelolaan pegawai, persediaan barang, dan perubahan ritme kerja dapat menjadi tantangan yang perlu diatasi.
6. Risiko Persaingan
Dalam industri waralaba yang padat, persaingan antar merek dapat menjadi salah satu risiko utama. Jika pasar sudah jenuh dengan merek-merek serupa, Anda harus memiliki strategi pemasaran dan inovasi yang kuat untuk membedakan diri dari pesaing. Mengidentifikasi keunggulan bersaing dan terus mengembangkan nilai tambah bagi pelanggan dapat membantu mengurangi risiko ini.
7. Perubahan Regulasi
Perubahan dalam peraturan dan regulasi bisnis dapat mempengaruhi waralaba secara signifikan. Misalnya, perubahan dalam aturan kesehatan dan keamanan makanan, perubahan pajak, atau regulasi ketenagakerjaan dapat memaksa pewaralaba untuk mengubah operasional mereka. Penting bagi para pelaku bisnis waralaba untuk tetap mengikuti perkembangan regulasi dan bersiap-siap untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut.
8. Pemilihan Lokasi yang Tidak Tepat
Ketika membuka gerai baru, pemilihan lokasi yang kurang strategis dapat menjadi resiko. Lokasi yang tidak sesuai dengan target pasar dapat berdampak negatif pada kinerja bisnis. Sebelum membuka gerai baru, Anda harus melakukan riset pasar yang cermat untuk memastikan bahwa lokasi tersebut tepat, sesuai dengan karakteristik pelanggan potensial.
9. Ketergantungan pada Kinerja Pemasok
Ketergantungan yang terlalu besar pada satu atau beberapa pemasok dapat menjadi risiko yang signifikan. Jika pemasok mengalami masalah produksi atau pasokan, hal ini dapat mempengaruhi ketersediaan produk untuk semua gerai waralaba. Pewaralaba perlu memiliki strategi cadangan dalam hal pasokan agar dapat mengatasi potensi gangguan yang mungkin terjadi.
10. Perubahan Selera Konsumen
Selera konsumen dapat berubah secara tiba-tiba. Hal ini juga mempengaruhi daya tarik produk atau layanan waralaba. Para pelaku bisnis harus tetap up-to-date dengan tren pasar dan selera konsumen. Dengan membangun fleksibilitas dalam menu atau layanan dapat membantu usaha waralaba untuk tetap relevan dan menyesuaikan diri dengan perubahan selera konsumen.
11. Kontrak dan Hukum Bisnis
Kontrak waralaba menjadi dasar hubungan antara franchisor dan franchisee. Oleh karena itu, risiko hukum berkaitan dengan pelanggaran kontrak, sengketa merek dagang, dan perselisihan lainnya harus diatasi dengan baik. Franchisor dan franchisee perlu melibatkan ahli hukum dalam menyusun kontrak waralaba untuk mengurangi potensi sengketa di masa depan.
Meskipun bisnis waralaba menjanjikan keuntungan yang tinggi, para pelaku usaha harus sadar akan risikonya. Mengelola resiko bisnis waralaba adalah kunci utama untuk tetap bertahan dan sukses dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. Dengan pemahaman yang baik tentang potensi risiko dan langkah-langkah untuk mengelolanya,Anda bisa meraih kesuksesan jangka panjang dari usaha tersebut.
Pertanyaan Terkait Resiko Bisnis Waralaba
Adanya usaha franchise ataupun waralaba memiliki dampak besar bagi perekonomian. Selain membantu Anda memiliki usaha tanpa perlu melakukan branding dari nol, perekonomian negara juga meningkat. Hal ini dikarenakan mengurangi tingkat pengangguran, peningkatan pendapatan masyarakat, dan meningkatkan pemakaian bahan baku lokal sehingga berdampak pada perekonomian IndonesiaApa Dampak Bisnis Waralaba Bagi Perekonomian Indonesia?
Sistem usaha waralaba dan franchise menjadi pilihan banyak orang saat ini. Selain dari segi merek yang populer Anda juga mendapatkan manfaat jaringan bisnis yang luas. Tidak hanya itu saja, Anda juga tidak terlalu membutuhkan pengalaman bisnis yang memadai untuk menjalankannya. Karena perusahaan waralaba akan memberikan pelatihan yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis tersebut.Apa Keuntungan Berbisnis Dengan Sistem Waralaba?