Dalam dunia bisnis, pengusaha dituntut untuk selalu memperhatikan aspek keuangan guna menjaga kelangsungan bisnis dan mencapai keuntungan yang optimal. Salah satu konsep yang penting untuk dipahami oleh para pelaku bisnis adalah Break Even Point (BEP). BEP merupakan suatu titik impas di mana pendapatan perusahaan sama dengan total biaya.
Sehingga perusahaan tidak mengalami keuntungan atau kerugian. Untuk mengetahui apa itu BEP, komponen, dan manfaatnya, simak artikel berikut ini!
Apa Itu BEP?
Pengertian BEP atau Break Even Point adalah suatu titik di mana perolehan laba perusahaan setara dengan total biaya yang dikeluarkan. Pada titik ini, laba perusahaan adalah nol, artinya perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. BEP muncul ketika biaya tetap digunakan dalam operasional perusahaan, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutupi biaya tetap dan variabel.
Sementra menurut beberapa ahli ada banyak sekali pendapat terkait BEP itu apa. Berikut adalah beberapa definisi apa itu BEP dalam usaha menurut para ahli:
Apa Itu BEP Menurut Mulyadi
BEP adalah keadaan di mana usaha tidak mendapatkan laba, tapi juga tidak mengalami kerugian. Usaha tersebut dikatakan impas jika pendapatannya sama dengan jumlah biaya.
Apa Itu BEP Menurut Harahap
BEP adalah kondisi di mana perusahaan tidak mendapatkan laba dan tidak mengalami kerugian. Semua biaya yang sudah dikeluarkan bisa tertutup dari pendapatan produk.
Apa Itu BEP Menurut Sigit
BEP merupakan tingkat penjualan yang dibutuhkan sebagai penutup dari total biaya operasional yang dikeluarkan.
Apa Itu BEP Menurut Purba
BEP adalah jumlah unit produksi yang harus dijual. Tujuannya menutup biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk.
Apa Itu BEP Menurut Rony
BEP adalah alat manajemen untuk mengetahui apakah hasil penjualan setara dengan biaya. Sehingga perusahaan tidak memiliki keuntungan atau kerugian.
Apa Itu BEP Menurut Herjanto
BEP merupakan analisis yang bertujuan menemukan kurva dalam biaya dan pendapatan yang setara. Kurva tersebut disebut sebagai titik pulang pokok.
Fungsi Break Even Point (BEP)
Setelah mengetahui apa itu BEP, penting untuk mengetahui fungsi dari konsep ini dalam pengelolaan bisnis. Beberapa fungsi BEP antara lain:
1. Menentukan Besaran Volume Barang
BEP membantu menentukan besaran volume barang yang harus diproduksi agar perusahaan mencapai titik impas. Dengan mengetahui apa itu BEP produksi, perusahaan dapat memproyeksikan laba yang akan diperoleh.
2. Memudahkan Menentukan Langkah
Para pengusaha dapat menentukan langkah-langkah efisien untuk kedepannya dengan bantuan BEP. Misalnya, mengidentifikasi beban operasional yang tidak perlu dan mengambil tindakan untuk menguranginya.
3. Mengetahui Perubahan Nilai Keuntungan
BEP berperan dalam mengetahui perubahan nilai keuntungan yang mungkin terjadi jika terjadi perubahan harga produk. Analisis ini membantu perusahaan mengantisipasi dampak perubahan harga terhadap keuntungan.
Dasar-Dasar Break Even Point (BEP)
Untuk memahami konsep BEP, perlu diperhatikan beberapa dasar perhitungan yang melibatkan biaya tetap dan biaya variabel. Berikut adalah dasar-dasar BEP secara umum.
- Biaya Tetap (Fixed Cost): Biaya yang tidak berubah meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi. Contohnya, biaya sewa gedung.
- Biaya Variabel (Variable Cost): Biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi. Contohnya, bahan baku.
- Harga Jual (Selling Price): Harga jual per unit barang atau jasa.
- Pendapatan (Revenue): Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa.
- Laba (Profit): Selisih antara pendapatan dan total biaya (biaya tetap dan biaya variabel).
Manfaat Break Even Point (BEP)
Mengetahui apa itu BEP unit dan perhitungannya memberikan manfaat signifikan bagi pengelola bisnis. Beberapa manfaat tersebut meliputi:
1. Acuan untuk Pengambilan Keputusan
BEP menjadi acuan bagi pengusaha dalam menentukan langkah-langkah efisien untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Misalnya, membuat variasi produk atau mengurangi beban operasional yang tidak perlu.
2. Estimasi Waktu Balik Modal
Dengan menghitung BEP, pengusaha dapat menentukan estimasi waktu untuk balik modal. Hal ini membantu dalam perencanaan keuangan dan pertumbuhan perusahaan.
3. Meningkatkan Profitabilitas Bisnis
BEP membantu meningkatkan profitabilitas bisnis dengan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang analisis keuntungan perusahaan. Pengelola bisnis dapat mengambil tindakan untuk mengurangi risiko kerugian.
Faktor Peningkatan Break Even Point (BEP)
Mengetahui istilah apa itu BEP harga dan unit akan membuat Anda lebih paham bagaimana perhitungan besaran keuntungan maupun kerugian. Untuk itu, beberapa faktor yang dapat meningkatkan BEP perusahaan meliputi:
- Peningkatan Penjualan: Saat terjadi peningkatan penjualan, perusahaan perlu meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan. Ini dapat menyebabkan kenaikan BEP.
- Kenaikan Biaya Produksi: Peningkatan biaya produksi, seperti biaya bahan baku atau gaji karyawan, dapat menyebabkan BEP meningkat.
- Perbaikan Peralatan: Jika perusahaan melakukan perbaikan peralatan untuk meningkatkan efisiensi produksi, hal ini bisa berujung pada kenaikan biaya operasional dan BEP.
Cara Menghitung Break Even Point (BEP) dan Contohnya
Terdapat dua rumus utama untuk menghitung BEP, yaitu berdasarkan unit dan berdasarkan nominal. Rumus BEP unit membantu menentukan jumlah unit yang harus diproduksi. Sedangkan rumus BEP nominal memberikan informasi tentang nilai penjualan yang harus dicapai untuk mencapai titik impas. Berikut rumus perhitungan BEP selengkapnya.
Rumus BEP Unit
BEP Unit = Total Biaya Tetap / (Harga jual produk per unit – biaya variabel per unit produk) |
Rumus BEP Nominal
BEP Nominal = Total Biaya Tetap / (1 – Biaya Variabel Unit Produk / Harga Jual Produk per Unit) |
Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas bagaimana perhitungan BEP dengan rumus tersebut, simak contoh berikut ini.
PT Maju Jaya memiliki total biaya tetap sebesar Rp 100 juta, biaya variabel per unit sebesar Rp 20 ribu, dan harga jual per unit sebesar Rp 50 ribu. Dengan menggunakan rumus BEP unit, maka perhitungannya. |
BEP Unit = Rp100.000.000 / (Rp50.000 – Rp20.000) = 3.333.33.
Jadi, perusahaan harus menjual sekitar 3,333, 33 unit produk untuk mencapai titik impas. |
Anda juga dapat menggunakan rumus BEP nominal untuk menghitung nilai penjualan yang harus dicapai untuk mencapai titik impas. Misalnya perusahaan menargetkan BEP dalam rupiah dan memiliki pendapatan total yang diinginkan sebesar Rp 150 juta. Biaya variabel total dapat dihitung sebagai biaya variabel per unit dikali dengan jumlah unit (BEP unit):
Jadi, perusahaan harus mencapai pendapatan sekitar Rp177.777.800 untuk mencapai titik impas. |
Break Even Point (BEP) merupakan konsep yang penting dalam pengelolaan bisnis. Dengan memahami BEP, pengusaha dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam perencanaan dan pengambilan langkah-langkah untuk mencapai keuntungan optimal. Perhitungan BEP juga membantu mengidentifikasi titik impas di mana pendapatan perusahaan cukup untuk menutupi semua biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian, BEP merupakan alat analisis keuangan yang berguna untuk meningkatkan kinerja dan profitabilitas bisnis.
Pertanyaan Terkait Apa Itu BEP
BEP akan sangat berpengaruh dalam perhitungan keuntungan maupun kerugian. Yang termasuk dalam BEP antara lain adalahBiaya Apa Saja yang Termasuk Dalam BEP?
Karena dalam analisa break even point bisa digunakan oleh manajemen untuk mengetahui keadaan apakah perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian maupun mengalami laba. Selain itu, analisa BEP juga bisa digunakan untuk mengetahui hasil penjualan yang harus dicapai supaya perusahaan tidak. merugi.Mengapa Analisis BEP Dikatakan Penting Bagi Manajemen?
Apa itu ROI?
ROI adalah ukuran kinerja yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi investasi atau membandingkan efisiensi sejumlah investasi yang berbeda. ROI dihitung dengan membagi keuntungan (atau kerugian) yang dihasilkan investasi dengan biaya investasi itu sendiri. Hasilnya biasanya dinyatakan dalam persentase. Hal ini membantu investor menentukan seberapa baik investasi mereka menghasilkan keuntungan relatif terhadap biayanya.